Keuntungan Penelitian Kesehatan Rapid tes Covid 19

Tes ini memiliki definisi tinggi tetapi sensitivitas rendah, dan morfologi paru diperlukan untuk mendeteksi pneumonia akibat Covid-19. Tes RT-PCR juga banyak memberikan hasil positif palsu karena kebanyakan berdasarkan sampel kapas, faktanya infeksi virus bermula di paru-paru dan tidak terjadi di saluran pernapasan bagian atas. Selain itu, alat penelitian ini tidak tersedia di semua fasilitas perawatan kesehatan, karena memerlukan biaya tinggi dan staf terlatih, dan pekerjaannya memakan waktu.

Sebuah studi terhadap 1.070 sampel dari 205 mengkonfirmasi bahwa pasien Covid-19 dengan usia rata-rata 44 tahun memiliki kinerja yang lebih baik pada RT-PCR pada sampel lavage bronchoalveolar tertinggi yaitu 93%, dahak 72% / dahak, hidung basah 63%, usap tenggorokan dan 1% darah.

Penelitian Untuk Hasil Kesehatan

Keuntungan Penelitian Kesehatan Rapid tes Covid 19

Sesuai dengan Aturan nr. 1 Menteri Kesehatan Republik Indonesia. HK.01.07 / MENKES / 413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Coronavirus (COVID-19), studi diagnostik cepat tidak berlaku untuk uji COVID-19. . Pengujian cepat dapat digunakan untuk pengujian saat pengujian RT-PCR dibatasi. Tes darurat sering dilakukan pada kelompok tertentu di masyarakat dan dalam situasi tertentu, seperti penumpang, terutama di kawasan Pusat Perbatasan Nasional (PLBDN), serta untuk mempererat tali silaturahmi dengan Lapas, panti jompo, dan panti rehabilitasi. Asrama, Pondok Pesantren dan kelompok rentan lainnya.

WHO merekomendasikan agar tes darurat digunakan untuk penyakit menular atau untuk tujuan penelitian lainnya. WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan bahwa studi cepat COVID-19 hanya untuk para profesional kesehatan. Hasil skrining cepat tersebut dimasukkan dalam pemantauan psikologis dalam laporan harian COVID-19 State Medical Institute. Jumlah uji coba cepat, jumlah uji reaksi cepat, jumlah uji reaksi RT-PCR dan jumlah reaksi RT-PCR positif dilaporkan.

Mendeteksi Sistem Imun COVID-19

Tujuan pengujian antibodi cepat adalah untuk mendeteksi keberadaan virus imunoglobulin M (IgM) dan imunoglobulin G (IgG) dalam virus SARS-CoV-2 dalam sampel darah manusia. Tes ini hanya berlangsung 15 menit dan dapat mendeteksi infeksi COVID-19 pada berbagai tahap penyakit. Antibodi IgM diketahui berperan penting dalam sistem imun ketika terjadi infeksi virus, dan respon IgG adalah melindungi tubuh dari infeksi dengan memanggil kembali virus yang ada di dalam tubuh.

Menurut WHO, pengujian COVID-19 secara cepat belum dievaluasi dan tidak dapat digunakan sebagai alat diagnostik. Studi yang dilakukan dalam uji coba terkontrol secara acak COVID-19 dengan 397 sampel darah sehat pada pasien positif COVID-19 menunjukkan 88,66% alergi dan% spesifik. Laboratorium rujukan WHO COVID-19 saat ini sedang melakukan riset pasar pasca operasi di banyak negara Eropa.

Hasil Kesehatan Dan Publik Dengan Aman

Hasil studi ini akan memperjelas hasil kesehatan dan keterbatasan studi cepat dan menunjukkan bahwa studi dapat digunakan dengan aman dan andal untuk alasan kesehatan dan publik. Mengikuti perkembangan salah satu alat diagnosa cepat yang paling banyak digunakan di Indonesia, sensitivitas IgM / IgG COVID-19 ditemukan hanya 18,4%, dengan spesifisitas 91,7% dan nilai ramalan negatif 26,2%. pandangan positif 87,5%. Penelitian ini dilakukan pada pasien gawat darurat yang datang ke unit gawat darurat. Hasil ini menunjukkan bahwa tes cepat tidak disarankan untuk pasien yang mengidentifikasi dugaan COVID-19.

Kateter untuk skrining cepat sel virus jantung terdiri dari 5 komponen yaitu bahan plastik, kapas sampel, kapas konjugasi, substrat penyerap, dan membran NC. Sebelum digunakan, selotip harus disiapkan dengan membran NC yang terpasang pada lapisan penyangga plastik agar mudah ditangani. IgM anti-manusia, IgG anti-manusia dan IgG anti-kelinci ditempatkan pada jalur M, G dan C (kontrol) pada pita tes cepat. Kapas konjugat disemprot dengan campuran antigen konjugat AuNP-COVID-19 dan IgG kelinci AuNP. Sebelumnya, senyawa antigenik AuNP-COVID-19 dibuat dengan menggabungkan protein virus.

Related Posts